Indonesia Terbitkan Obligasi Yuan Pertama Senilai Rp13 Triliun, Kurangi Ketergantungan pada Dolar AS

Indonesia Terbitkan Obligasi Yuan Pertama Senilai Rp13 Triliun, Kurangi Ketergantungan pada Dolar AS

JAKARTA, URBANFEED - Pemerintah Indonesia mencatat sejarah baru dengan menerbitkan obligasi luar negeri pertama yang menggunakan mata uang yuan Tiongkok (renminbi). Nilai penerbitan mencapai 6 miliar yuan atau setara sekitar US$842 juta, atau sekitar Rp13 triliun bila dikonversi dengan kurs saat ini. Selasa (28/10/2025)


Langkah ini dilakukan sebagai upaya pemerintah untuk mendiversifikasi sumber pembiayaan negara dan mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat. Obligasi ini dikenal dengan istilah “Dim Sum Bond”, yaitu surat utang yang diterbitkan di luar Tiongkok tetapi menggunakan mata uang yuan.


Dilansir dari The Jakarta Post dan Reuters, penerbitan obligasi ini terdiri dari dua seri. Seri pertama memiliki tenor 5 tahun senilai 3,5 miliar yuan dengan bunga 2,50 persen per tahun. Seri kedua bertenor 10 tahun senilai 2,5 miliar yuan dengan bunga 2,90 persen per tahun.


Proses penerbitan dilakukan dengan dukungan lembaga keuangan internasional seperti Bank of China (Hong Kong), HSBC, dan Standard Chartered sebagai penjamin utama (joint bookrunners). Obligasi ini juga tercatat di Bursa Efek Singapura, mengikuti standar hukum New York dan diawasi oleh Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat.


Menurut laporan IDN Financials, dana hasil penjualan obligasi ini akan digunakan untuk kebutuhan pembiayaan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta memperkuat cadangan devisa Indonesia.



Makna Strategis



Penerbitan obligasi dalam yuan ini menjadi langkah penting bagi Indonesia untuk mengurangi dominasi dolar AS dalam sistem pembiayaan global. Pemerintah berharap strategi ini dapat melindungi ekonomi nasional dari fluktuasi nilai tukar dolar dan memperkuat kerja sama keuangan dengan kawasan Asia, terutama Tiongkok.


Meski begitu, para analis menilai bahwa langkah ini bukan berarti Indonesia “meninggalkan” dolar AS sepenuhnya. Penerbitan dalam yuan lebih dimaknai sebagai strategi diversifikasi cerdas agar pembiayaan negara tidak bergantung pada satu mata uang utama.


Keberhasilan Indonesia menjual obligasi yuan dengan bunga rendah menunjukkan tingginya kepercayaan investor global terhadap stabilitas ekonomi nasional dan manajemen fiskal pemerintah. (MIN)


Penulis : Ardi

Editor : Dhika

Berita Sebelumnya

Sekelompok Burung Tabrak Pesawat Saudia Airlines di Aljazair, Hidung Pesawat Rusak

Berita Selanjutnya

Netanyahu Perintahkan IDF Lakukan Serangan Kuat di Gaza, Usai Tuduh Hamas Langgaran Gencatan Senjata

Tinggalkan Komentar