SERBIA, URBANFEED -Suasana di pusat kota Beograd, Serbia, mendadak mencekam pada Selasa siang waktu setempat setelah terdengar beberapa kali suara tembakan di depan gedung National Assembly of Serbia atau parlemen nasional. Seorang pria dilaporkan tertembak dan dilarikan ke rumah sakit, sementara seorang pelaku berhasil diamankan pihak kepolisian. Rabu (22/10/2025)
Menurut laporan Reuters, saksi mata mendengar beberapa kali suara tembakan di area yang berada di antara gedung parlemen dan kantor kepresidenan Serbia. Tak lama setelah suara tembakan, muncul api yang membakar salah satu tenda besar di lokasi yang digunakan oleh kelompok pendukung Presiden Aleksandar Vučić.
“Seorang pria berusia sekitar 57 tahun mengalami luka tembak dan kini dalam kondisi stabil di rumah sakit,” tulis Reuters, mengutip keterangan sumber kepolisian setempat.
Kamp Pendukung Pemerintah Jadi Titik Kejadian
Lokasi kejadian merupakan area tenda-tenda besar yang telah berdiri selama beberapa bulan terakhir. Tenda tersebut dikenal sebagai “Ćaciland”, kamp pendukung pemerintah yang didirikan untuk menandingi aksi protes kelompok oposisi yang menuduh pemerintahan Vučić melakukan penyalahgunaan kekuasaan.
Laporan dari AP News menyebutkan, api yang membakar salah satu tenda diduga berasal dari insiden yang sama dengan penembakan, meski pihak kepolisian belum memberikan penjelasan resmi terkait penyebab pasti kebakaran tersebut.
“Polisi bergerak cepat mengevakuasi area dan menutup jalan di sekitar gedung parlemen. Satu orang laki-laki berusia lanjut telah diamankan di tempat kejadian,” tulis AP News.
Presiden Vučić Sebut sebagai Tindakan Teroris
Menanggapi insiden ini, Presiden Aleksandar Vučić menyampaikan pernyataan resmi beberapa jam setelah kejadian. Ia menyebut penembakan di depan parlemen sebagai “tindakan teroris” yang bertujuan menciptakan ketegangan di tengah situasi politik yang memanas.
“Ini adalah tindakan teroris terhadap kedamaian dan stabilitas negara,” ujar Vučić dalam siaran televisi nasional Serbia, sebagaimana dikutip dari Hindustan Times.
Vučić juga menginstruksikan aparat keamanan untuk memperketat penjagaan di area pemerintahan pusat, termasuk sekitar gedung parlemen dan kantor kepresidenan di Beograd.
Ketegangan Politik di Serbia Memuncak
Penembakan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan politik di Serbia. Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok oposisi dan masyarakat sipil melakukan aksi protes menentang kebijakan pemerintah, termasuk tuduhan pembatasan kebebasan pers dan manipulasi pemilu.
Sebagai respons, para pendukung Presiden Vučić mendirikan kamp permanen di depan parlemen sebagai simbol dukungan terhadap pemerintahan yang mereka sebut “penjaga stabilitas nasional”.
Menurut laporan Mezha.net, kamp tersebut sering menjadi titik benturan verbal antara pendukung pemerintah dan kelompok oposisi, meski belum pernah terjadi insiden bersenjata sebelumnya.
“Insiden ini menandai peningkatan eskalasi yang serius dalam situasi politik Serbia,” tulis media tersebut.
Polisi Masih Lakukan Penyelidikan
Pihak kepolisian Beograd belum merilis identitas lengkap pelaku maupun korban, namun menyebut bahwa pelaku diduga berusia sekitar 70 tahun. Motif penembakan masih dalam penyelidikan, dan kepolisian tengah memeriksa kemungkinan keterkaitan dengan kelompok politik tertentu.
“Kami sedang menyelidiki apakah pelaku bertindak sendiri atau merupakan bagian dari jaringan yang lebih besar,” kata juru bicara kepolisian Beograd seperti dikutip dari Reuters.
Hingga Selasa malam waktu setempat, kawasan di sekitar gedung parlemen masih ditutup untuk umum. Polisi forensik dan tim pemadam kebakaran terlihat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Kondisi Korban Stabil
Juru bicara rumah sakit kota Beograd menyampaikan bahwa korban penembakan kini berada dalam kondisi stabil dan sadar setelah menjalani operasi singkat. Ia mengalami luka tembak di bagian bahu kanan dan tidak mengalami luka vital.
Respons Internasional
Sejumlah duta besar negara-negara Eropa menyampaikan keprihatinan dan menyerukan agar semua pihak di Serbia menjaga ketenangan. Uni Eropa melalui juru bicara kebijakan luar negerinya, Peter Stano, mengatakan bahwa peristiwa ini harus diselidiki secara transparan.
“Kekerasan terhadap simbol demokrasi seperti parlemen tidak dapat diterima dalam negara mana pun,” tegas Stano dalam pernyataan resmi Uni Eropa di Brussel.
Insiden penembakan di depan gedung parlemen Serbia menambah daftar panjang ketegangan politik di negara Balkan tersebut. Dengan satu orang terluka dan pelaku telah ditangkap, perhatian publik kini tertuju pada hasil penyelidikan aparat dan langkah pemerintah dalam menjaga stabilitas di tengah situasi yang semakin sensitif. (MIN)
Penulis : Dhika




.jpg)




Komentar (0)
Tinggalkan Komentar